ETIKA BERCANDA
Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Para sahabat
berkata kepada Rasulullah SAW, ‘Ya Rasulullah,
engkau juga bercanda dengan kami.’ Maka Nabi
bersabda, ‘Sesungguhnya aku tidak mengatakan
kecuali yang benar.’” ( HR Tirmizi ).
Adab-adab bercanda:
¢ Candaan
tidak mengandung nama Allah, Rasulullah, ayat-ayat Al Quran, hadits maupun
syiar-syiar Islami lainnya.
¢ Hendaknya
bercandaan itu benar dan tidak dibuat-buat atau dusta.
sabda Rasulullah: celakalah orang
yang berbicara dengan dusta supaya orang lain tertawa, celakalah dia celakalah.
¢ Hendaknya
bercandaan tidak menyakiti hati orang lain.
¢ Jangan
bercanda dengan orang yang lebih tua darimu atau terhadap orang yang tidak bisa
diajak bercanda dan tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan
mahrammu.
¢ Jangan
terlalu banyak bercanda, karena akan menurunkan martabat dan wibawamu dan
akibatnya orang akan tidak lagi menghormatimu.
Tidak
melakukan dusta atau kebohongan untuk membuat orang lain tertawa. Jangan sampai
candaan dan lelucon itu menghina seseorang, melecehkannya, atau memberinya
gelar kecuali orang itu mengizinkannya dan meridainya. Allah SWT berfirman dalam QS al-Hujurat [49]:
11.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar