Jumat, 28 September 2012


ETIKA BERCANDA

Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Para sahabat
berkata kepada Rasulullah SAW, ‘Ya Rasulullah,
engkau juga bercanda dengan kami.’ Maka Nabi
bersabda, ‘Sesungguhnya aku tidak mengatakan
kecuali yang benar.’” ( HR Tirmizi ).

Adab-adab bercanda:
¢  Candaan tidak mengandung nama Allah, Rasulullah, ayat-ayat Al Quran, hadits maupun syiar-syiar Islami lainnya.
¢  Hendaknya bercandaan itu benar dan tidak dibuat-buat atau dusta.
sabda Rasulullah: celakalah orang yang berbicara dengan dusta supaya orang lain tertawa, celakalah dia celakalah.
¢  Hendaknya bercandaan tidak menyakiti hati orang lain.
¢  Jangan bercanda dengan orang yang lebih tua darimu atau terhadap orang yang tidak bisa diajak bercanda dan tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahrammu.
¢  Jangan terlalu banyak bercanda, karena akan menurunkan martabat dan wibawamu dan akibatnya orang akan tidak lagi menghormatimu.

Tidak melakukan dusta atau kebohongan untuk membuat orang lain tertawa. Jangan sampai candaan dan lelucon itu menghina seseorang, melecehkannya, atau memberinya gelar kecuali orang itu mengizinkannya dan meridainya.  Allah SWT berfirman dalam QS al-Hujurat [49]: 11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar